Wednesday, September 4, 2013

Rsensi Buku Sosiologi Pendidikan

Rsensi Buku Sosiologi Pendidikan Karya Prof. DR. S. Nasution, MA.
oleh
Adis Rahmat Sukadis 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013

A.   Pendahuluan
Identitas buku :
Judul buku          : Sosiologi Pendidikan
Penulis                : Prof. DR. S. Nasution, MA.
Penerbit               : Bumi Aksara
Tebal Buku         : 160 hlm
Cetakan               : Keenam Oktober 2011
ISBN                     : 979-526-200-9
Salaha satu buku yang membahas tentang interaksi peserta didik dan lingkunganya adalah buku karangan Prof Dr. Nasution, Ma. Yang berjudul Sosiologi Pendidikan. Dalam buku tersebut Prof Dr. Nasution, Ma. Memulainya dengan memberikan alur pemikiran bahwa para ahli pendidikan dan ahli sosiologi kesukaran dalam memperoleh defenisi yang matang mengenai sosiologi pendidikan. hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain:
a)    Sukarnya membatasi bidang studi di antara bidang pendidikan dan bidang sosiologi.
b)    Kurangnya penilitian dalam bidang ini.
c)    Belum terdapat sumbangan yang optimal dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan guru pada khusunya.
Ada bebrapa konsep tentang tujuan sosiologi pendidikan antara lain:
a)    Sosiologi pendidikan sebagai analisis proses sosiolisasi
b)    Sosiologi pendidikan sebagai analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat.
c)    Sosiologi pendidikan sebagai analisis interaksi di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat.
d)    Sosiologi pendidikan sebagai alat kemajuan dan perkembangan sosial.
e)    Sosiologi pendidikan sebagai dasar untuk menentukan tujuan pendidikan.
f)     Sosiologi pendidikan sebagai sosiologi terapan.
g)    Sosiologi pendidikan sebagai latihan bagi petugas pendidikan.
Sosiologi pendidikan mempunyai manfaat yang besar untuk para pendidik. Sosiologi dapat memberikan sumbangan yang berharga untuk menganalisis pendidikan, untuk memahami hubungan antar manusia yang ada di dalam sekolah dan struktur masyarakat tempat sekolah tersebut beroperasi. Seperti ahli sosiologi mempelajari dan menganalisis hubungan manusia dalam keluarga, perusahaan, agama, politik, masyarakat dan sistem hubungan sosial lainnya, mereka dapat mencari dan meneliti pola-pola interaksi dalam sistem pendidikan dan lapangan studi ini. Oleh karenanya bidang studi ini disebut sosiologi pendidikan. Jadi ahli sosiologi pendidikan adalah seorang ahli sosiologi yang menghususkan diri untuk meneliti proses pendidikan.
Lebih jauh dikatakan bahwa sosiologi pendidikan tidak hanya sosiologi yang mengambil pendidikan sebagai obyek. Sosiologi pendidikan tidak hanya mempelajari masalah-masalah sosial dalam pendidikan melainkan juga mempelajari permasalahan pokok seperti tujuan pendidikan, bahan kurikulum, pokok-pokok praktis, etis, dan sebagainya.
Pendidikan di sekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid secara individual atau interaksi murid dan guru dalam proses belajar mengajar, melainkan ditentukan oleh interaksi murid dengan lingkungan sosialnya dalam berbagai situasi sosial yang dihadapinya di dalam maupun di luar sekolah. Peserta didik memiliki kepribadian berbeda bukan hanya terleatak pada bakat dan pembawaanya akan tetapi dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang beranekaragam. Terkadang peserta didik datang ke sekolah dengan membawa kebiasaan rumah tangganya yang mempunyai corak tertentu, tergantung golongan dan status sosial, kesukuan, agama, nilai-nilai dan aspirasi orang tuanya. Di sekolalah ia akan memilih teman atau kelompok yang suatu saat akan sangat mempengaruhi tingkah lakunya.

B.   Isi dari Buku Sosiologi Pendidikan
Secara umum buku Sosiologi Pendidikan ini membahas masalah-masalah berikut
1.    Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain yang terjadi di dalam masyarakat.
Dalam bahasan ini beberapa permasalahan yang dibahas sebagai berikut:
a)    Fungsi pendidikan dalam kebudayaan.
Fungsi sekolah yang utama ialah pendidikan itelektual, yakni “mengisi otak” anak dengan berbagai macam pengetahuan. Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakukan peserta didik. Pendidikan bertalian dengan transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda. Pendidikan adalah proses mengajar dan belajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat. Kelakukan manusia pada hakikatnya hampir seluruhnya bersifat sosial, yakni dipelajari dalam interaksi dengan manusia lainnya. Hampir segala sesuatu yang kita pelajari merupakan hasil hubungan kita dengan orang lain di rumah, sekolah, tempat permainan, pekerjaan dan sebagainya. Bahan pemelajaran atau isi pendidikan ditentukan oleh kelompok atau masyarakat seseorang.
Melalui pendidikan terbetuklah kepribadian seseorang. Boleh dikatakan hampir seluruh kelakuan individu bertalian dengan atau dipengaruhi oleh orang lain. Oleh karena itu, kepribadian pada hakikatnya gejala sosial. Aspek-aspek yang sama yang terdapat dalam kelakukan semua orang dalam masyarakat dapat disebut kebudayaan masyarakat itu. Kepribadian individu selalu bertalian erat dengan kebudayaan lingkungan tempat ia hidup. Oleh karena itu sekolah mempunyai fungsi antara lain: (i) sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan; (ii) sekolah memberikan keterampilan dasar; (iii) sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib; (iv) sekolah menyediakan tenaga pembangunan; (v) sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial; (vi) sekolah mentransmisi kebudayaan; (vii) sekolah membentuk manusia yang sosial; dan (viii) Sekolah merupakan alat untuk mentransformasikan kebudayaan.
b)    Hubungan antara sisitem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan.
Kontrol sosial dalam arti yang luas dimaksud setiap usaha atau tindakan dari seorang atau suatu pihak untuk mengatur kelakuan orang lain. Oleh sebab kelakuan manusia senantiasa berlangsung dalam interaksi dengan orang lain maka sebenarnya semua kelakuan dipengaruhi atau dikontrol oleh interaksi itu. Jika pengaruh-pengaruh itu dinternalisasikan artinya diterima atau diresapkan maka akan menjadi norma atau pegangan bagi kelakukan individu dan dengan demikian merupakan daya pengontrol.
Dalam arti yang sempit kontrol sosial dimaksud pengendalian eksternal atas kelakuan individu oleh orang lain yang memegang otoritas atau kekuasaan. Dengan ancaman atau mengantisipasikan hukuman guru atau kepala sekolah dapat mengontrol kelakuan murid-murid.
Tak ada lembaga pendidikan yang bebas dari kontrol eksternal, baik sekolah yang didirikan oleh pemerintah maupun suasta. Sumber kontrol bersumber pada kepala sekolah dan guru. Merekalah yang menentukan kelakuan yang bagaimana yang diharapkan dari murid-murid. Bila anak-anak melanggar peraturan, guru-guru dapat menggunakan otoritas untuk menindak murid itu. Tujuan kontrol diantaranya perubahan perilaku peserta didik, pembangunan perluasan mobilitas sosial. Alat kontrol yang digunakan antara lain berupa syarat pemilihan dan pengangkatan guru, serta peraturan-peraturan kepegawaian. Alat-alat lain yang sangat ampuh adalah kurikulum sekolah sebagai usaha untuk membentuk manusia sesuai dengan filsafat serta cita-cita bangsa dan negara. Dalam kurikulum ditentukan apa yang diajarkan, mata pelajaran/bidang studi yang boleh digunakan, di samping itu ditentukan pula buku pelajaran yang boleh digunakan. Mengontrol kurikulum dan buku pelajaran merupakan alat yang ampuh untuk mengontrol pendidikan.
c)    Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural atau usaha mempertahankanstatus quo.
Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan atau mentransmisi kebudayaan, diantaranya nilai-nilai nenek moyang, kepada generasi muda. Dalam fungsi ini sekolah itu konservatif dan berusaha mempertahankan satus quo demi kestabilan politik, kesatuan dan persatuan bangsa. Disamping itu sekolah juga turut mendidik generasi muda agar hidup dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang cepat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini sekolah merupakan “agent of change” lembaga pengubah. Sekolah mempunyai fungsi transformatif. Setidak-tidaknya sekolah harus dapat mengikuti laju perkembangan agar bangsa jangan ketinggalan dalam kemampuan dan pengetahuan dibanding dengan bangsa-bangsa lain untuk itu kurikulum harus senantiasa mengalami perubahan dan pembaharuan.
Dalam kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sekolah memegang peran penting sebagai “agent of change” untuk membawa perubahan-perubahan sosial. Akan tetapi dalam norma-norma sosial seperti struktur keluarga, agama, filsafat bangsa, sekolah cenderung untuk mempertahankan yang lama dan dengan demikian mencegah terjadinya perubahan yang dapat mengancam keutuhan bangsa.
d)    Hubungan pendidikan dengan sistem tingkat atau status sosial.
Pendidikan bertujuan untuk membekali setiap anak agar masing-masing dapat maju dalam hidupnya mencapai tingkat yang setinggi-tingginya. Dalam tiap masyarakat orang menggolongkan masing-masing dalam beberapa kategori, dari lapisan yang paling atas sampai lapisan yang paling bawah. Dengan demikian terjadilah stratifikasi sosial. Keanggotaan seseorang dalam suatu kategori merupakan faktor utama yang menentukan tinggi pendidikan yang dapat ditempuhnya, jabatan yang dapat didudukinya dan sebagainya.
Cara menentukan stratifikasi sosial dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu: (i) metode obyektif: stratifikasi ditentukan berdasarkan kriteria obyek antara lain jumlah pendapatan, lama atau tinggi pemdidikan, jenis pekerjaan. (ii) metode subyektif: golongan sosial dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat menilai dirinya dalam hierarki kedudukan dalam masyarakat itu. (iii) metode reputasi: golongan sosial dirumuskan menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-masing dalam stratifikasi masyarakat itu.
Pada umumnya orang tua mengirim anaknya ke sekolah agar menjadi “pandai” artinya menguasai apa yang diajarkan di sekolah, juga mempunyai harapan agar anaknya mematuhi perintah gurunya serta berkelakuan baik. Harapan atau aspirasi orang tua tentang anaknya juga bergantung pada tingkat sosial orang tua. Ada juga tipe orang tua yang hanya mengutamakan prestasi akademis dan perkembangan intelektual dan tidak terlampau mementingkan perkembangan pribadi dan sosialisasi anak.
Pendidikan dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik di dalam masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang diperoleh makin besar harapan untuk mencapai tujuan itu. Dengan demikian terbuka kesempatan untuk meningkat ke golongan sosial yang lebih tinggi. Pendidikan dilihat sebagi kesempatan untuk beralih dari golongan yang satu ke golongan yang lebih tinggi. Dengan demikian pendidikan merupakan jalan bagi mobilitas sosial.
2.    Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah.
Dalam bidang ini hal yang paling diutamakan adalah aspek proses pendidikan itu sendiri. Di sini akan dianalisis kepribadian dan kelakuan guru, murid dan yang lainya berdasarkan partisipasi dalam keseluruhan sistem pendidikan. Para ahli psikologi dan sosiologi telah banyak mengadakan penelitian serta mencetuskan teori-teori tentang masalah pengaruh sekolah atas murid. Mereka juga menyelidiki peranan murid terhadap guru dan terhadap murid-murid lainya di sekolah. Selain perkembangan pribadi peserta didik, juga kepribadian guru merupakan pokok penelitian.
Beberapa persoalan yang dibahas pada sub bahasan ini adalah:
a)    Peranan sosial guru-guru
Guru hendaknya mengenal masyarakat agar dapat berusaha menyesuaikan pelajaran dengan keadaan masyarakat sehingga relevan, Guru juga diharapkan bisa memberikan sumbangsinya kepada masyarakat sebagai bukti pengabdiannya kepada pembangunan bangsa,  meskipun sebenarnya para siswa tidak begitu menghiraukan ada tidaknya partipasi guru dalam berbagai kegiatan masyarakat. Guru yang baik mereka menilai berdasarkan kemampuannya mengajar dan sikapnya terhadap murid tanpa tidak dikaitkan dengan banyaknya kesibukan guru dalam masyarakat.
b)    Hakikat kepribadian guru.
Respon anak terhadap setiap guru berbeda-beda kerena bergantung pada berbagai faktor, antara lain pribadi guru itu sendiri, tanggapannya terhadap peranannya, pribadi anak dengan latar belakang pendidikannya dalam keluarga, usia anak, masyarakat dengan konsep serta penghargaan mereka atas pendidikan dan peranan guru, adat istiadat, suasana sekolah dan kelas, struktur, golongan sosial murid, dan lain sebagainya.
c)    Pengaruh kepribadian guru terhadap kelakuan peserta didik
Tiap guru mempunyai tipe, ada yang otoriter dan ada juga yang demokratis. Namun yang betul-betul murni sepenuhnya otoriter atau sepenuhnya demokratis tentu tidak ada. Tiap guru akan mempunyai kedua sifat itu dalam taraf tertentu. Ada pula yang mengklasifikasi tentang peranan guru yang membedakan tipe guru yang dominatif dan yang integratif. Reaksi murid terhadap peranan guru dapat diketahui dari ucapan murid tentang guru itu. Pada umumnya guru yang paling disenangi ialah guru yang demokratis karena bisa dimintai nasihatnya, mau diajak bercakap-cakap, tidak menunjukkan superioritasnya, dan ramah terhadap murid.
d)    Fungsi sekolah dalam sosialisasi murid
Sekolah memegang peranan penting dalam proses sosialisasi anak, walaupun sekolah hanya salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak. Anak mengalami perubahan dalam kelakuan sosial setelah dia masuk sekolah. Untuk mengetahui sampai mana pendidikan sosial di sekolah dilakukan, kita perlu mempelajari hal-hal berikut.:
Ø  Nilai-nilai yang dianut di sekolah
Ø  Corak kepemimpinan, apakah otokratis atau demokratis.
Ø  Hubungan antar murid.
Pendidikan sendiri dapat dipandang sebagai sosialisasi, yang terjadi dalam interaksi sosial. karena itu sudah sewajarnya seorang pendidik berusaha menganalisis lapangan pendidikan dari segi sosiologi, mengenai hubungan antar manusia dan keluarga, di sekolah, di luar sekolah, di dalam masyarakat dan sistem-sistem sosialnya. Selain memandang peserta didik sebagai individu, guru harus pula mempelajarinya sebagai makhluk sosial, sebagai anggota dari berbagai macam lingkungan sosial.
3.    Sekolah dalam masyarakat
a)    Pengaruh masyarakat terhadap sekolah
Pada dasarnya setiap sekolah mendidik anak agar menjadi anggota masyarakat yang berguna, namun pendidikan di sekolah sering kurang relevan dengan kehidupan masyarakat. Kurikulum kebanyakan berpusat pada mata pelajaran yang tersusun secara logis dan sistematis yang tidak begitu nyata hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.
Sekolah yang berorientasi penuh pada kehidupan masyarakat disebut community school atau sekolah masyarakat. Sekolah ini berorientasi pada masalah-masalah kehidupan dalam masyarakat seperti masalah usha manusia melestarikan alam, memanfaatkan sumber-sumber alam dan manusia, kewarganegaraan, penggunaan waktu senggang, komunikasi, transport dan sebagainya. Dalam kurikulum ini anak dididik agar turut serta dalam kegiatan masyarakat. Dalam melaksanakan program sekolah, masyarakat diturut sertakan. Tokoh-tokoh dari setiap aspek kehidupan masyarakat seperti dari dunia perusahaan, pemerintahan, agama, politik dan sebagainya diminta bekerja sama dengan sekolah dalam proyek perbaikan masyarakat. Sekolah dan masyarakat dalam hal ini bekerja sama dalam suatu aksi sosial.
b)    Hubungan antara sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan.
Hubungan antara sekolah kita dan masyarakat masih sangat minim, karena pendidikan sekolah dipandang terutama sebagai persiapan untuk kelanjutan pelajaran. Kurikulum sekolah kita bersifat akademis dan dapat dijalankan berdasarkan buku pelajaran tanpa menggunakan sumber-sumber masyarakat . itu sebabnya timbul usaha untuk menyesuaikan kurikulum dengan kehidupan dalam masyarakat. Anak-anak perlu dipersiapkan agar hidup efektif dalam masyarakat. Salah satu usaha ialah diciptakannya apa yang disebut community school.
c)    Lingkungan dan pendidikan anak.
Lingkungan sekitar tempat tinggal anak sangat memengaruhi perkembangan pribadi anak. Disitulah anak itu memeroleh pengalaman bergaul dengan teman-teman di luar rumah dan sekolah. Kelakuan anak harus disesuaikan dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan itu. Lingkungan sekitar rumah memberikan pengaruh sosial pertama kepada anak di luar keluarga. Dalam lingkungan itu ia dapat memelajari hal-hal yang baik. Akan tetapi ia juga akan memelajari kelakuan yang buruk, bergantung pada sifat kelompoknya.


1 comment:

  1. Kami S128Cash selaku Bandar Betting Online Terbesar dan Terpercaya ingin mengajak Anda bergabung bersama kami.
    Hanya disini yang menggunakan sistem Terbaru untuk kenyamanan dan kemudahan bettor dalam melakukan Betting.
    Semua permaina Populer tersedia disini, seperti :
    - Sportsbook
    - Live Casino
    - IDN Poker
    - Sabung Ayam Online
    - Slot Games Online
    - Tembak Ikan Online
    - Klik4D

    PROMO BONUS S128Cash :
    - BONUS NEW MEMBER 10%
    - BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
    - BONUS CASHBACK 10%
    - BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!

    Tunggu apalagi? Segera daftarkan diri Anda !!
    Informasi lebih lanjut bisa hubungi kami melalui :
    - Livechat : Live Chat Judi Online
    - WhatsApp : 081910053031

    Link Alternatif :
    - http://www.s128cash.biz

    Judi Bola

    Situs Judi Bola Resmi dan Terpercaya

    ReplyDelete

MATERI PEMBELAJARAN KELAS 9 BAB 1: MELAPORKAN HASIL PERCOBAAN

  MATERI PERTEMUAN KE 1 & 2 E-LEARNING KELAS IX MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Oleh: Adis Rahmat S., M.Pd.     bab 1  melap...