Sunday, April 28, 2013

makalah filsafat ilmu


MAKALAH

Dampak Pergaulan Bebas pada Remaja
Disusun Untuk Memenuhi Tugas UTS
Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen : Prof. Dr. Palmawati Tahir, MH.

PASCA HUTIH
 









oleh
ADIS RAHMAT SUKADIS (2321120276)

                                                                                                         
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2012


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang Masalah
Berbicara tentang remaja memang selalu menarik perhatian semua kalangan. Tidak hanya karena remaja merupakan sosok unik ketika melewati fase perubahan fisik namun juga dari perubahan non fisik yang penuh gejolak, potensi dan kedinamisan. Remaja lakilaki dengan perubahan suara, adanya jakun, atau mulai tumbuhnya payudara pada perempuan menunjukkan adanya perubahan fisik. Sedangkan perubahan non fisik meliputi kelabilan emosi, perkembangan jiwa, dan pembentukan karakter yang sering ditemui dari gejala yang ditunjukkan dalam perilakunya. Pakar psikologi mengatakan fase ini dikenal dengan proses pencarian jati diri dan pemahaman diri, penjajakan peranan dan kedudukannya dalam lingkungan.
Dalam proses pencarian jati diri ini, remaja membutuhkan kemandirian yang menurut Sutari (Sugiyanto, tt:1) meliputi: “Perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.” Ada suatu dorongan yang kuat untuk terlepas dari ketergantungan dengan orang tua, keinginan dihargai sebagai orang dewasa dan mempunyai hak terhadap dirinya dalam berkeputusan serta bertanggung jawab terhadap setiap perbuatannya.
Masa remaja adalah masa pembelajaran. Meskipun remaja mendapatkan kesempatan mengembangkan potensi diri namun tetap memerlukan bekal, bimbingan dan pengarahan orang tua, pendidik serta dukungan lingkungan yang kondusif. Membekali mereka dengan pemahaman sebuah konsep hidup yang benar sangat diperlukan dalam proses pencarian jati diri. Dengan bimbingan, membentuk remaja merasa percaya diri karena secara kemampuan mereka belum teruji dalam menghadapi tantangan hidup. Keterlibatan orang tua, pendidik dan lingkungannya dalam memberikan pengarahan akan membentuk kesiapan mentalnya karena secara kejiwaan remaja masih labil, mudah kebingungan ketika mengalami kesulitan dan kegagalan menjalani hidupnya.
Pergaulan bebas adalah bahaya laten yang melanda remaja. Dengan potret kehidupan bermasyarakat yang bebas, lepas sama sekali dari kewajiban, tuntutan, perasaan takut, dan berbagai aturan (termasuk syariat) yang ada, akan tercipta sebuah kehidupan yang amburadul, tidak terhalang, terganggu, dan sebagainya untuk bergerak, berbicara, dan berbuat dengan leluasa. Dalam kondisi semacam ini akhirnya hawa nafsu dituhankan, syariat agama dicampakkan, dan rasa malu nyaris tak tersisakan. Dengan demikian, tak ubahnya kehidupan yang dijalani seperti kehidupan binatang ternak, bahkan lebih sesat darinya.
Menurut Ruwaifi (pergaulan bebas [artikel online Majalah Islam Asy Syariah Edisi 076]), mengatakan bahwa kata pergaulan berarti kehidupan bermasyarakat. Adapun kata bebas memiliki beberapa makna, di antaranya adalah:  (i) lepas sama sekali tidak terhalang, terganggu, dan sebagainya sehingga bisa bergerak berbicara, berbuat, dan sebagainya dengan leluasa; (ii) lepas dari kewajiban, tuntutan, perasaan takut, dan sebagainya; dan (iii) tidak terikat atau terbatas oleh aturan-aturan, dan sebagainya. Dari sini pula dapat dijelaskan bahwa pergaulan bebas hakikatnya tidak terbatas pada apa yang terjadi di antara para kawula muda pria dan wanita semata. Topik pergaulan bebas mencakup semua bentuk kehidupan bermasyarakat yang bersifat bebas, lepas sama sekali dari kewajiban, tuntutan, perasaan takut, dan berbagai aturan yang ada.
Permasalahan pergaulan bebas sudah menjadi masalah sosial yang sampai saat ini, belum dapat diatasi secara tuntas. Akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat dianggap lagi sebagai suatu persoalan sederhana, karena tindakan-tindakan tersebut merupakan tindakan yang melanggar norma dan merugikan generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan masyarakat khususnya para orang tua dan para guru, hal ini disebabkan karena pelaku dan korbannya sebagian besar adalah kaum muda (remaja). Pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah merambat di kalangan SMP.

1.2        Rumusan Masalah
Tulisan dalam makalah ini sejatinya merupakan bagian kecil dari upaya memberikan alternative pemahaman dalam bentuk kajian yang mengupas seputar permasalahn pergaulan bebas remaja. Maka dalam makalah ini pembahasan tidak akan terlalu jauh dari topik-topik yang meliputi:
1.      Bagaimanakah batasan pergaulan bebas?
2.      Faktor apa saja yang mempengaruhi timbulnya pergaulan bebas pada diri remaja?
3.      Bagaimanakah dampak dari pergaulan bebas bagi remaja?
4.      Hal apa saja yang sebaiknya dilakukan agar remaja tidak terjerumus pada pergaulan bebas?

1.3        Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan
1.3.1  Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1.      Batasan pergaulan bebas.
2.      Faktor apa saja yang mempengaruhi timbulnya pergaulan bebas pada diri remaja.
3.      Dampak dari pergaulan bebas bagi remaja.
4.      Hal-hal yang sebaiknya dilakukan agar remaja tidak terjerumus pada pergaulan bebas.

1.3.2  Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat dipetik dari tujuan di atas, yaitu:
1.      Memberi gambaran tentang batasan, faktor-faktor dan dampak dari pergaulan bebas dengan demikian diharapkan dapat mencegah semakin meluasnnya pergaulan bebas dikalangan remaja.
2.      Agar para remaja dan orang tua dapat memahami bahaya pergaulan bebas.



BAB 2
PEMBAHASAN

2.1        Batasan Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas sering diartikan/dikiaskan dengan sesuatu yang negatif seperti free sex, penggunaan narkoba, kehidupan malam, dan lain sebagainya. Mungkin istilah ini diadaptasi dari budaya barat dimana setiap individu bebas untuk melakukan hal-hal diatas tanpa takut menyalahi norma-norma atau aturan-aturan yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat. Berbeda dengan budaya timur yang menganggap semua itu adalah hal yang tabu sehingga sering kali kita mendengar ungkapan “jauhi pergaulan bebas.” Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan, disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama penyebab pergaulan bebas adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi dan lemahnya keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat.
Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana bebas yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Diantara dampak negatif dari fasilitas komunikasi di antara anggota masyarakat secara global ke dalam negara kita adalah muncul dan berkembangnya penyakit berbahaya antara lain HIV / AIDS (Andhy, 2010:4).
Mengenal siapa remaja dan apa problema yang dihadapinya adalah suatu keharusan bagi orang tua. Dengan bekal pengetahuan ini orang tua dapat membimbing anaknya menataki masa-masa krisis tersebut dengan mulus. Hal ini sangat dirasakan oleh semua karena di bahu remaja masa kini terletak tanggung jawab moral sebagai generasi penerus, menggantikan generasi yang ada saat ini. Mereka inilah yang kelak berperan menjadi sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas, menjadi aset nasional dan fokus harapan bangsa dalam kompetisi global, yang tentunya kian hiruk pikuk di abad ke XXI.

2.2        Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Pergaulan Bebas Pada Diri Remaja
Ada banyak faktor remaja melakukan pergaulan bebas. Faktor tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan / agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas dan penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV & AIDS ataupun kematian. Mencuatnya kasus asusila akibat pergaulan bebas, diantaranya seks bebas, peredaran obat-obat terlarang, minum minuman keras, dan sebagainya, disebabkan karena adanya beberapa faktor. Menurut De Khalid (2012) faktor-faktor yang menyebabkan maraknya pergaulan bebas di dalam kehidupan sehari-hari diantaranya sebagai berikut :
1.      Sikap mental yang tidak sehat.
Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pengungsi dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif, misalnya dengan adanya pergaulan bebas.
2.      Pelampiasan rasa kecewa.
Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orang tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus (baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.
3.      Kegagalan remaja menyerap norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi.
Selanjutnya Sugiyanto (tt:2-4) mengatakan indikator yang menyebabkan terjadinya prilaku pergaulan bebas yang menyimpang dilihat dari faktor psikologis, diantaranya adalah :
1.      Muatan materi agama yang masih minim.
Sudah menjadi rahasia umum, bahwasanya muatan materi pengetahuan agama pada kurikulum sekolah umum hanya diberikan dua jam saja dalam satu minggu. Materi atau ajaran agama tidak saja melulu menerangkan masalah ubudiyah yang sifatnya wajib, atau doktrin jihad, namun lebih dari itu, ajaran agama mengajarkan kita masalah moralitas, untuk berprilaku baik terhadap orang tua, keluarga, bergaul dengan komunitas dan orang banyak, menghargai sesama makhluk dan memperlakukan dengan baik lingkungan sekitarnya, terlebih mengenai hubungannya dengan Sang Pencipta. Karena pada dasarnya seluruh agama yang ada, tidak membenarkan umatnya melakukan pergaulan bebas tanpa batas. Oleh karena itu penanaman nilai-nilai agama harus dilakukan sejak dini.
2.      Doktrin hidup bebas dan serba glamour seolah menjadi ideologi anak muda.
Pada masa muda, terlebih bagi keluarga yang berada, masa muda merupakan masa indah, yang disesalkan jika tidak dimanfaatkan dan dilewatkan meski sedetikpun. Kebebasan merupakan ideologi dalam berprilaku, dan apa yang dilakukannya merupakan sebuah kebenaran. Gaya hidup mereka, disamping disebabkan kurangnya pengetahuan terhadap ajaran agama, juga kurangnya perhatian dari pihak keluarga, belum lagi serbuan yang menyerang imajinasi remaja usia labil yang terus memberondong dari mulai ia keluar rumah melalui gambar-gambar, pamflet, iklaniklan di media cetak atau elektronik ditambah lagi dengan sajian sinetron remaja yang mereka tonton di televisi.
3.      Problem yang ditimbulkan dalam keluarga mendominasi dari timbulnya prilaku menyimpang pada diri anak.
Prilaku menyimpang anak usia pelajar tidak sepenuhnya kesalahan anak, tapi bisa saja disebabkan keharmonisan dalam keluarga mulai menipis dan menghilang. Keributan orang tua di depan mata putraputrinya sudah menjadi tontonan, layaknya mereka melihat adegan ribut dalam sinetron/film di Indonesia. Tanpa disadari bahwa apa yang dilakukan orang tua di depan anaknya sudah menghancurkan psikolgis sang anak.
4.      Problem kontemporer
Faktor pergaulan karena masuknya budaya luar yang paling mudah di zaman sekarang ini adalah pengaruh dari kemajuan teknologi. Tontonan dan bacaan dari internet adalah faktor yang paling mudah mempengaruhi timbulnya pergaulan bebas.
5.      Faktor lingkungan
Lingkungan adalah tempat individu tinggal dan melakukan aktifitas. Selain keluarga terdapat lingkungan sekolah, teman dekat, dan lingkungan masyarakat. Dilingkungan inilah sang anak mendapatkan pengaruh dari pergaulan bebas yang erat kaitannya dengan pengaruh lingkungan
Selain itu Sugiyanto (tt:4) menambahkan faktor-faktor penyebab timbulnya pergaulan bebas yang mempengaruhi perilaku seks bebas, diantaranya sebagai berikut :
1.      Industri pornografi. Luasnya peredaran materi pornografi memberi pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan pola perilaku seks remaja
2.      Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Banyak informasi tentang kesehatan reproduksi yang tidak akurat, sehingga dapat menimbulkan dampak pada pola perilaku seks yang tidak sehat dan membahayakan.
3.      Pengalaman masa anakanak. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang pada masa anakanak mengalami pengalaman buruk akan mudah terjebak ke dalam aktivitas seks pada usia yang amat muda dan memiliki kencenderungan untuk memiliki pasangan seksual yang bergantiganti.
4.      Pembinaan religious. Remaja yang memiliki kehidupan religius yang baik, lebih mampu berkata ‘tidak’ terhadap godaan seks bebas dibandingkan mereka yang tidak memperhatikan kehidupan religius.
Menurut Dr. Boyke (Sugiyanto, tt:4) seks bebas penyebabnya antara lain maraknya peredaran gambar dan VCD porno, kurangnya pemahaman akan nilainilai agama, keliru dalam memaknai cinta, minimnya pengetahuan remaja tentang seksualitas serta belum adanya pendidikan seks secara regulerformal di sekolah-sekolah.

2.3        Dampak Maraknya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia
Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya "dugem" (dunia gemerlap).Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini identik sekali dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya berujung pada HIV / AIDS. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.
Pergaulan bebas ternyata tidak hanya berimbas pada anak, tapi juga pada keluarganya dan lingkungannya. Menurut Taher (2012;4) pergaulan bebas yang mengarah pada perilaku seksual sebelum waktu (di luar nikah) memiliki dampak negatif secara psikologis, sosial, dan akademis bagi generasi muda yang melakukannya.
1.      Secara psiklogis remaja yang melakukan hubungan seksual di luar nikah akan merasa malu karena kehilangan harga diri dan masa-masa remajanya. Selain itu ia juga akan merasa kebingungan, depresi (sedih yang berkepanjangan), marah dan agresif (berperilaku merusak).
2.      Secara sosial, hubungan seksual di luar nikah yang tidak sesuai dengan aturan agama, hukum, dan budaya yang berlaku di masyarakat akan membuat remaja itu mendapatkan sansi sosial dari masyarakat berupa gunjingan dan celaan. Hal ini akan berdampak pada buruknya nama baik individu remaja itu sendiri maupunkeluarga, terutama bagi remaja putri yang hamil di luar nikah.
3.      Secara akademis, hubungan seksual di luar nikah membawa dampak negatif pada prestasi belajar remaja (siswa), yaitu hilangnya konsentrasi dalam belajar, dikeluarkan dari sekolah atau putus sekolah, dan sebagainya. Selain itu resiko, kesehatan yang dialami remaja berupa kelainan janin dan tingkat kematian yang tinggi akibat aborsi. Masalah ini membuat masa depan siswa (remaja) menjadi teracam atau suram.
Selain dampak negatif diatas, ada pula dampak positif dari pergaulan bebas jika remaja kita dapat dengan baik menyikapi hal ini. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi, seorang remaja akan dapat dengan mudah mendapat informasi apapun yang diinginkannya, mendapatkan teman dari belahan dunia manapun melalui teknologi jejaring sosial, mengetahui informasi terkini, dan masih banyak lagi. Semua itu bergantung pada masing-masing individu remajanya dalam menyikapi segala hal baru yang diterimanya. Dan juga peran orang tua dalam membimbing dan mengarahkan pada hal-hal yang positif.
Menurut Taher (2012:4) permasalahan seksualitas yang umumnya dihadapi siswa (remaja) antara lain; (1) karena dorongan seksual meningkat, dan (2) kematangan seksual biologis remaja belum diimbangi oleh kematangan psikologis. Peningkatan dorongan seksual tersebut dapat disebabkan perilaku individu remaja yang keliru, seperti menonton atau membaca gambar atau tulisan porno, berpacaran tanpa control, atau merespon positif terhadap lingkungan yang tidak menjaga pergaulan dengan lawan jenis. Secara normatif mereka yang belum menikah tidak diizinkan untuk melakukan hubungan seksual.
Akibat rasa ingin tahu remaja yang sangat kuat dan keinginan untuk memenuhi dorongan seksual dapat mengalahkan pemahaman terhadap norma, kontrol diri, dan pemikiran rasional, sehingga muncullah perilaku coba-coba berhubungan seksual yang akhirnya ketagihan. Pakar seks yang juga ahli atau spesialis obstetric dan ginekologi dokter Boyke (Taher, 2012:4), mengatakan jika hubungan seks tersebut dilakukan terus menerus sebelum usia 17 tahun akan mengakibatkan resiko kanker mulut rahim, penyakit menular seksual seperti sifilis, Go (Gonorhoe) hingga HIV/AIDS.



2.4        Hal-hal yang Sebaiknya Dilakukan agar Remaja Tidak Terjerumus pada Pergaulan Bebas
Dari tahun ke tahun, remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas semakin meningkat, jika hal ini tidak di tanggapi dengan serius, maka akan menjadi bom waktu bagi generasi penerus bangsa Indonesia. Karena para remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas sudah biasa melakukan hubungan seks dan memakai obat-obatan terlarang yang nantinya akan membunuh mereka sendiri. Jika seorang sudah terbiasa dengan seks bebas dan obat-obatan terlarang, peluang terkena penyakit HIV AIDS sangatlah besar, dasamping itu dengan memakai obat-obatan terlarang juga akan merusak tubuh mereka sendiri dan akhirnya akan mempersingkat umur mereka sendiri. Berikut ini beberapa tips atau saran untuk remaja dan orang tua, agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas.
1.      Mengisi Waktu Kosong Dengan Kegiatan Positif ( Buat Anak Remaja )
Bagi anda para remaja, isilah waktu luang yang kalian miliki dengan kegiatan yang positif, seperti kegiatan karang taruna, belajar keagamaan, kerja bakti sosial, belajar,dan lain-lain.
2.      Cara Bergaul
Dengan bergaul atau punya banyak teman memang akan memberikan kemudahan dalam menjalani hidup, tapi jangan sampai salah bergaul. Oleh karena itu sebelum memutuskan berteman dengan seseorang, cari tahu dulu apakah orang yang akan menjadi teman kita, akan membawa pengaruh atau dampak baik buat hidup kita kedepannya.
3.      Orang Tua Lebih Akrab Dengan Anak
Jika orang tua sudah bisa akrab dengan anak layak seorang sahabat, secara tidak langsung anda akan mengetahui kegiatan dan pergaulan anak anda sehari - hari.
Karena biasanya jika anak sudah dekat dengan orang tuanya, jika anak tersebut ada masalah atau ada hal baru pasti akan di ceritakan kepada orang tuanya.
Pada kesempatan inilah orang tua mengarahkan anak untuk menjadi anak yang baik.
4.      Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor terpenting dalam pembentukan prilaku remaja. Lingkungan yang tidak baik, memungkinan seorang remaja yang sedang berkembang menjadi remaja yang tidak baik, demikian sebaliknya.
5.      Adanya kasih sayang, perhatian dari orang tua dalam hal apapun serta pengawasan yang tidak bersifat mengekang.
Salah satu faktor terbesar yang mengakibatkan remaja kita terjerumus ke dalam prilaku seks bebas adalah kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Peranan agama dan keluarga sangat penting untuk mengantisipasi perilaku remaja tersebut. Sebagai makhluk yang mempunyai sifat egoisme yang tinggi maka remaja mempunyai pribadi yang sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan di luar dirinya akibat dari rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Tanpa adanya bimbingan maka remaja dapat melakukan perilaku menyimpang. Untuk itu, diperlukan adanya keterbukaan antara orang tua dan anak dengan melakukan komunikasi yang efektif.
6.      Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi.
Sebagai orang tua perlu memantau informasi apa saja yang diterima oleh anaknya. Dari media jenis apa, dan memberingan pengaraha mana yang baik dan mana yang buruk.
7.      Menambah kegiatan yang positif di luar sekolah, misalnya kegiatan olahraga.
Selain menjaga kesehatan tubuh, kesibukan di luar sekolah seperti olahraga dapat membuat perhatian mereka tertuju ke arah kegiatan tersebut. Sehingga, memperkecil kemungkinan bagi mereka untuk melakukan penyimpangan prilaku seks bebas. 
8.      Perlu adanya sikap tegas dari pemerintah dalam mengambil tindakan terhadap pelaku seks bebas.
Penanganan pergaulan bebas tidak hanya oleh diri sendiri dan orang tua. Pemerintah juga ikut andil dalam hal ini. Sejauh ini pemerintah kita sudah bekerja keras untuk mengurangi dampak dari pergaulan bebas yaitu seks bebas dan pemakain obat-obatan terlarang, misal dengan memberikan hukuman berat pada pelaku seks bebas . Namun apa yang sudah dilakukan pemerintah tidak akan berhasil jika tidak ada peran serta orang tua dan kesadaran tiap individu remajanya.
Sejalan dengan hal tersebut De Khalid (2012) menambahkan solusi atau cara untuk memecahkan masalah pergaulan bebas ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni:
1.      Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering 'didengungkan' tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain solusi di atas masih banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut: Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam "kenyataan", maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif .
2.      Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif. selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk memberikan motivasi positif dan memberikan sarana & prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja.



BAB 3
SIMPULAN

Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana "bebas" yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.
Pergaulan bebas itu tidak hanya sebatas bergaul melainkan terkadang mendorong untuk melakukan hal yang lebih tidak di sukai oleh agama, seperti, bercumbu rayu, berciuman dan bahkan terjebak dalam perzinahan. Oleh karena itu, tanpa ada sekat-sekat pembatasan antara wanita dan laki-laki yang bukan muhrim maka dampak dan bahayanya seperti itu. Penyebab maraknya pergaulan bebas karena sikap mental yang tidak sehat, pelampiasan rasa kecewa, dan kegagalan remaja menyerap norma.
Pergaulan bebas dapat dikurangi apabila orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif dalam memberikan motivasi dan dorongan kepada para remaja dan memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya. Sehingga segala sesuatu yang dilakukannya dapat bermanfaat dalam kehidupan.


Daftar Pustaka



Andhy. 2010. Makalah Dampak Pergulan Bebas. [Online]. http://apig.wordpress.com/makalah-seks-bebas/
Bahaya Seks Bebas di Mata Islam" Artikel [Online]. http://indro.student.umm.ac.id/47/
De Khalid, Wildan. 2012. Pergaulan Bebas Remaja [Online]. http://id.shvoong.com/lifestyle/2277059-pergaulan-bebasremaja/#ixzz2Ax3oXumu
Pergaulan Bebas Kalangan Remaja, WASPADA!. [Online]. http://abingpunimaduddin.student.umm.ac.id/2010/07/18/pergaulan-bebas-kalangan-remaja-waspada/
Sex Bebas Remaja Dan Pergaulan Bebas. [Online].http://azalea.student.umm.ac.id/dampak-pergaulan-bebas-bagi-remaja/
Sugiyanto.tt. Bahaya Seks Bebas pada Remaja (Artikel disajikan dalam seminar Masa Orientasi Siswa SMK N 1 Klaten). [Pdf].
Taher, J. 2012. Kebutuhan Bimbingan Moral dalam Pencegahan Pengaruh Pergaulan Bebas di Kalangan Siswa SMA Negeri 9 Manado. [Pdf]. Jurnal Eco-Tropical  Jurnal Jendela Ilmu Volume 1 Nomor: 1. Program Studi Bimbingan Konseling, FIP. Universitas Negeri Manado.


No comments:

Post a Comment

MATERI PEMBELAJARAN KELAS 9 BAB 1: MELAPORKAN HASIL PERCOBAAN

  MATERI PERTEMUAN KE 1 & 2 E-LEARNING KELAS IX MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Oleh: Adis Rahmat S., M.Pd.     bab 1  melap...